Mengapa Speaker Disebut Salon?

Darma Zanna

Pertanyaan ini menginginkan penjelasan mengapa speaker atau pengeras suara sering disebut dengan kata "salon". Pada dasarnya, istilah ini berasal dari bahasa Inggris, di mana speaker disebut sebagai "loudspeaker" atau "loudhailer". Namun, dalam bahasa Indonesia, istilah "salon" sering digunakan secara umum untuk merujuk pada pengeras suara.

Salah satu alasan mengapa speaker disebut salon dapat dijelaskan dari segi sejarah dan penggunaan umum di Indonesia. Pada era 1970-an hingga 1990-an, khususnya pada acara-acara musik atau konser yang digelar di tempat terbuka, speaker digunakan untuk memastikan suara dari sumber suara utama dapat terdengar oleh penonton yang jauh dari panggung. Speaker ini umumnya terletak di depan panggung atau di sekitar area penonton.

Salon secara harfiah berarti ruang tamu atau tempat berkumpul yang biasanya digunakan untuk keperluan khusus seperti pesta atau pertunjukan. Pada era tersebut, penggunaan speaker di luar ruangan yang ditempatkan di depan umum umumnya terkait dengan acara-acara hiburan atau pertunjukan besar, termasuk konser musik atau festival. Kehadiran speaker yang besar dan kuat serta suara yang terdengar di seluruh area acara menciptakan suasana yang mirip dengan ruang besar atau salon di mana suara yang diperbesar ini "dihadirkan" untuk dinikmati oleh para penonton.

Selain itu, istilah "salon" juga dapat merujuk pada tempat penjualan atau pemasangan speaker. Pada masa lalu, orang-orang biasanya pergi ke tempat yang bernama salon untuk membeli atau memasang speaker di rumah mereka. Istilah ini mungkin juga berasal dari kemiripan antara fungsi salon dan speaker dalam menciptakan suasana yang dapat dinikmati secara audial.

Secara kesimpulan, istilah "salon" yang digunakan untuk merujuk pada speaker dalam bahasa Indonesia bukanlah istilah teknis yang tepat, tetapi lebih kepada penggunaan yang umum dan asosiasi budaya. Penggunaan istilah ini secara umum terkait dengan sejarah di mana speaker digunakan pada acara musik atau pertunjukan besar di era 1970-an hingga 1990-an, serta kemiripannya dengan konsep salon dalam menciptakan suasana yang dapat dinikmati oleh audiens.

BACA JUGA:   Pertumbuhan dan Peran "Korps Taruna" dalam Pembangunan Bangsa

Also Read

Bagikan:

[addtoany]