Puisi: Ketika Bumi Menjerit

Darma Zanna

Gelora dari kedalaman bumi,
Berkobaran keras mengguncangkan jiwa.
Tiba-tiba, datang sebuah gempa,
Menghempaskan kehidupan menjadi malam.

Langit merah melompat, tanah bergetar,
Dalam bulir kepedihan, hati menangis pilu.
Hancur berantakan, reruntuhan di sekeliling,
Bencana alam ini memakan korban tak bersalah.

Rumah-rumah yang dulu berdiri kokoh,
Kini menjadi bara yang terkulai rapuh.
Rumah tangga terpisah jarak yang jauh,
Kerinduan dirajut oleh tatap mata yang pedih.

Keajaiban cinta beruba menjadi ujian,
Menghadapi bencana ini dengan tekad yang kokoh.
Semangat merajut, harapan kembali berkobar,
Meski dalam puing, hidup tak akan kalah.

Takdir menguji keberanian manusia,
Melalui gempa yang menghancurkan.
Namun, dalam setiap kepiluan hidup,
Ada kegetiran yang rahmat diberikan.

Dari balik reruntuhan, ada harapan yang menanti,
Kebersamaan merajut, saling menyandarkan.
Ketika bumi menjerit, manusia bergandengan,
Menggapai sinar pelangi di ufuk yang gelap.

Kini, ditangan kita waktunya berbuat,
Menghadapi gempa alam yang datang menyapa.
Tingkatkan kesadaran, sederhana tindakan kita,
Berbagi cinta dan perhatian, tulus ikhlas memberi.

Bukan hanya di saat gempa saja,
Kita sebagai penguasa bumi haruslah peka.
Jaga alam dan lingkungan, rawat keindahan,
Gempa tak akan berkuasa, bumi jauh lebih kuat.

Ketika bumi menjerit dalam gempa,
Bersatu, berpegangan dalam getaran yang ganas.
Bumi adalah rumah kita bersama,
Lindungi dengan cinta, jangan lelah berjuang.

BACA JUGA:   Puisi Papua

Also Read

Bagikan:

[addtoany]